Sertifikasi ISPO adalah standar yang ditetapkan pemerintah untuk para pelaku usaha sawit di tanah air. Apa saja manfaat dan tujuan dari sertifikasi ini?
Hingga tahun 2020, Indonesia masih menyandang predikat sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar. Data menunjukkan bahwa produksi sawit di tanah air meningkat, terutama sejak tahun 2018. Setiap tahunnya, tak kurang dari 40 juta ton kelapa sawit dipanen dan diolah menjadi CPO (crude palm oil).
Jumlah lahan perkebunan sawit pun kian meningkat. Saat ini kawasan perkebunan sawit tersebut masih terletak provinsi Riau dengan luas lebih dari 2,5 juta hektar. Provinsi Sumatera Utara ada di urutan kedua dengan total luas perkebunan sekitar 1,7 juta hektar. Sedangkan provinsi Kalimantan Barat di urutan ketiga dengan luas perkebunan 1,5 juta hektar.
Secara total, ada sekitar 5,8 juta hektar perkebunan sawit di Indonesia. Angka yang cukup fantastis ini menggambarkan valuasi nilai ekonomi yang besar dari industri sawit dalam negeri. Apalagi, tahun 2019 yang lalu tercatat ada devisa sebesar lebih dari 20 miliar dolar yang masuk ke kantong pemerintah.
Industri Kelapa Sawit dan Isu Lingkungan
Terlepas dari nilai ekonominya yang besar, industri kelapa sawit kerap kerap mengundang kontroversi, terutama dengan isu yang berkaitan langsung pada konservasi alam dan lingkungan hidup. Tak salah, sebab penanaman sawit secara asal-asalan adalahi biang dari beberapa masalah lingkungan, seperti timbulnya kabut asap dan kebakaran hutan.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang membuat citra perkebunan sawit kian buruk di mata masyarakat:
- Memicu Efek Rumah Kaca
Pembukaan lahan sawit tanpa prosedur dan ketentuan yang jelas secara langsung akan merusak hutan dan menyebabkan efek rumah kaca. Sementara itu, teknik pembukaan lahan yang buruk (misalnya dengan dibakar) dapat memperparah emisi karbon. Sebagai gambaran, saat ini Indonesia masih berada dalam urutan 10 besar negara penghasil gas emisi di dunia.
- Merusak Keanekaragaman Hayati
Hutan adalah habitat bagi beragam flora dan fauna khas Indonesia yang berada dalam status langka atau bahkan hampir punah. Keberadaan perkebunan kelapa sawit di habitat asli mereka tentu memiliki dampak yang tidak baik. Selain itu, pembukaan hutan juga akan memudahkan pemburu liar mencari satwa langka karena tidak ada tempat berlindung.
- Memicu Erosi Tanah
Tanah di perkebunan kelapa sawit lama-kelamaan akan menjadi rapuh dan mudah longsor akibat erosi berkepanjangan. Hal ini berisiko menyebabkan sedimentasi dan kerusakan ekosistem di sekitar lahan perkebunan. Lebih parahnya, erosi tanah dapat membahayakan nyawa masyarakat dan pekerja yang berada di kawasan tersebut.
ISPO sebagai Solusi
Berkaca dari deretan masalah lingkungan yang berpotensi muncul di tengah suburnya industri sawit, Kementerian Pertanian sebagai regulator memutuskan untuk membuat kebijakan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) bagi para pengusaha sawit.
ISPO dibuat untuk meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia dengan berpatisipasi dalam program pengurangan emisi karbon dan meningkatkan perhatian pengusaha sawit terhadap isu lingkungan.
Sertifikasi ISPO bersifat wajib dan menjadi prasyarat mutlak ekspor CPO ke luar negeri. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi pengusaha bandel yang melakukan pelanggaran usaha, baik dari sisi hukum mau pun lingkungan hidup.
Tujuan ISPO
Sejak tahun 2011, tujuan ISPO telah dalam Peraturan Kementerian Pertanian, yaitu melalui peraturan No.19/Permentan/OT.140/3/2011. Namun, saat ini tujuan ISPO telah diperkuat oleh Peraturan Presiden (Perpres) tahun 2018.
Secara resmi, inilah tujuan ISPO:
- Memastikan pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.
- Meningkatkan skala ekonomi, sosial budaya, dan kualitas lingkungan hidup
- Meningkatkan daya saing kelapa sawit Indonesia.
- Menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Intended Nationally Determine Contribution (INDC)
Manfaat ISPO
Ada sejumlah manfaat yang akan diperoleh oleh petani atau pengusaha sawit melalui sertifikasi ISPO, yaitu:
- Membuktikan Legalitas Usaha
Untuk memenuhi persyaratan sertifikasi ISPO, petani atau pengusaha harus memiliki badan usaha atau izinn usaha yang legal dan masih berlaku. Dengan demikian, perusahaan yang mendapat sertifikasi ISPO sudah bisa dipastikan legal dan beroperasi di bawah payung hukum Indonesia.
Status bisnis yang legal jelas akan menguntungkan perusahaan, baik saat melakukan usaha atau pun saat menjual produk kelapa sawitnya di dalam atau luar negeri. Ingat, tanpa ISPO, pengusaha tidak bisa mengekspor sawit ke luar negeri.
- Melestarikan Lingkungan
Isu lingkungan mungkin adalah hambatan terbesar dalam industri kelapa sawit. Karena itu, ISPO mengatur secara jelas dan rinci tentang kewajiban pengusaha untuk menjaga area konservasi alam di sekitar lahan. Misalnya dengan melarang pembukaan lahan di area bernilai konservasi tinggi atau area bernilai sejarah.
ISPO juga mengatur tentang pengawasan dan penghijauan lahan di kawasan industri sawit. Melalui aturan tersebut, diharapkan kerusakan lingkungan akibat industri sawit dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan seluruhnya.
Sayangnya, hingga saat ini ISPO belum melibatkan unsur LSM independen sebagai lembaga yang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap lahan sawit yang mengajukan sertifikasi.
- Meminimalkan Dampak Sosial
Salah satu isu yang kerap mencuat dari keberadaan kebun sawit adalah sengketa sosial dengan masyarakat setempat, entah akibat lahan atau isu kesenjangan sosial. Dengan adanya ISPO, diharapkan pengusaha dapat memberdayakan dan memperhatikan kualitas hidup masyarakat di sekitar lahan.
Seiring kualitas hidup masyarakat yang meningkat, dampak sosial dari keberadaan kebun dapat berkurang sehingga pengusaha bisa fokus menggenjot produktivitas alih-alih menyelesaikan sengketa yang berlarut-larut.
- Meningkatkan Daya Jual melalui Produk Tersertifikasi
Saat ini, sertifikasi dalam bisnis sawit menjadi daya tarik yang dapat meningkatkan penjualan. Sebagai contoh, UNI Eropa hanya mau menerima produk bersertifikasi RSPO. Dengan kata lain, sertifikasi produk dapat memperluas jangkauan bisnis.
Kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pengoperasian bisnis yang legal dan ramah lingkungan juga berpengaruh besar. Produk dengan sertifikasi yang jelas tentu akan jauh laris daripada produk yang tidak jelas asal-muasalnya.
- Memastikan Kelangsungan Bisnis Sawit dalam Jangka Panjang
Sama seperti industri lain yang memanfaatkan sumber daya alam, industri sawit harus dijalankan dengan prinsip usaha yang berkelanjutan (sustainable). Melalui ISPO, pengusaha dapat memastikan praktik usaha yang dijalankan sudah sesuai dengan prinsip tersebut.
ISPO pada dasarnya lahir untuk menjamin ketahanan industri sawit untuk masa depan, sekaligus menjadi regulator resmi yang mengawasi kiprah para petani/pengusaha sawit di dalam negeri. Jika disederhanakan, kehadiran ISPO tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas bisnis sawit di Indonesia.
Baca juga: Sertifikasi ISPO Terbaru 2021
Penutup
Dari pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa manfaat & tujuan sertifikasi ISPO tidak lain ditujukan bagi para petani dan pengusaha sawit itu sendiri. Meskipun bersifat wajib dan mengikat, ISPO dapat membawa sejumlah manfaat yang dapat menggenjot produktivitas.
Akhir kata, selain sertifikasi ISPO, pengusaha juga disarankan mengambil sertifikasi lain, seperti RSPO. Selain berguna untuk memperluas ekspor, sertifikasi RSPO juga memiliki standar yang lebih tinggi sehingga usaha Anda dapat memperoleh status yang lebih meyakinkan di mata para pembeli.
Ingin melakukan Sertifikasi ISPO namun masih bingung dengan syarat dan prosedur Serfikasi ISPO? Segera hubungi kami melalui info@mutuinstitute.com atau 0819-1880-0007. Jangan tunda untuk melakukan Sertifikasi ISPO.