- (021) 8740202
- info@mutuinstitute.com
- Mon - Fri: 9:00 - 16:00
Menjadi petugas P3K harus memahami bidang ini sepenuhnya, termasuk prinsip P3K. Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui penjelasan selengkapnya.
Ketika seseorang dihadapkan situasi harus menolong korban kecelakaan, keterampilan P3K paling butuhkan. Pasalnya, tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) mampu mencegah kematian korban dan meringankan cedera.
Namun, dalam melakukan tindakan P3K, seseorang harus memperhatikan prinsip-prinsip dasarnya. Dengan menerapkan prinsip P3K yang benar, maka tindakan tersebut akan membantu menyelamatkan nyawa korban. Minimal, korban bisa bertahan sampai mendapatkan bantuan medis lebih lanjut.
Lalu, apa saja prinsip P3K yang harus dipahami secara mendalam? Berikut ini pembahasannya.
Ada lima prinsip dasar P3K yang harus diterapkan apabila melakukan tindakan untuk menolong korban kecelakaan.
Setelah memahami prinsip dasar, petugas harus menguasai prinsip ABC dalam tindakan P3K. Prinsip ABC merupakan akronim dari airway control, breathing support, dan circulatory support.
Airway control atau penguasaan jalan napas adalah prinsip yang diterapkan saat melihat jalan napas korban. Ketika kamu menemukan gangguan pernapasan pada korban, berarti harus segera mengambil tindakan. Pasalnya, manusia hanya bisa bertahan tanpa bernapas selama maksimal 3 menit.
Ciri korban mengalami gangguan jalan napas, yakni terdengar embusan yang patah-patah atau terengah-engah. Jika kondisi korban mengalami patah tulang belakang, baringkan ia pada posisi miring untuk menghindari sumbatan pada jalan napas.
Kesulitan napas juga bisa disebabkan oleh masuknya benda ke mulut dan hidung. Selain itu, korban bisa mengalami kesulitan napas ketika ada luka di wajahnya.
Prinsip breathing support digunakan ketika menolong korban kecelakaan yang sulit bernapas. Penolong harus memberikan bantuan pernapasan pada korban tersebut. Bantuan pernapasan berupa napas buatan dari mulut ke mulut, ke hidung, masker RJP, atau APD.
Cara memberikan napas buatan, yakni dengan menutup hidung menggunakan tangan kiri dan menahan rahang bawah. Kemudian, embuskan udara ke jalan napas korban. Jika korban sudah dewasa, napas buatan diberikan sebanyak 10—12 kali per menit.
Sebaliknya, kalau napas buatan diberikan kepada anak-anak usia 1—8 tahun, frekuensinya 20 kali pernapasan per menit. Untuk bayi, bisa diberikan napas buatan lebih dari 20 kali pernapasan per menit.
Circulatory support merupakan prosedur pemeriksaan kelancaran sirkulasi darah. Tindakan ini dilakukan dengan mengecek denyut jantung. Jika korban dalam kondisi pingsan, tidak ada napas maupun denyut jantung, berarti ia mengalami henti jantung. Karena itu, petugas wajib melakukan pijat jantung.
Itulah ulasan singkat seputar prinsip P3K yang harus diterapkan selama melakukan tindakan pertolongan. Tindakan P3K bisa dilakukan oleh siapa pun selagi mempunyai keterampilan dan lisensi khusus. Jika ingin mengasah kemampuan tersebut, kamu bisa mengikuti pelatihan di Mutu Institute.
Mutu Institute merupakan lembaga atau pusat pelatihan yang berdiri sejak tahun 1995. Kualitas materi pelatihan dan pengajarnya sudah tidak diragukan lagi. Yuk, daftar pelatihan di Mutu Institute dan kembangkan skill kamu mulai sekarang!
Ingin mengikuti Pelatihan/Training? Belum dapat Lembaga Pelatihan yang terpercaya? Segera hubungi kami melalui info@mutuinstitute.com atau . Ikuti Training sesuai kebutuhan Anda Bersama Kami. Anda dapat mengajukan pelatihan sesuai kebutuhan perusahaan maupun individu. Hubungi Mutu Institute sekarang juga. Follow juga Instagram Mutu Institute di @mutu_institute untuk update pelatihan lainnya.
Sumber:
https://imaginemd.net/blog/ten-principles-of-first-aid-you-need-to-know/;
https://www.firstaidforfree.com/principles-of-first-aid/;
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/first-aid-basics-and-drsabcd.