Memahami Investigasi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja tetap dapat terjadi walaupun SMK3 telah diterapkan. Guna mengatasinya, investigasi kecelakaan kerja perlu dilakukan oleh pihak yang berkompeten.

Investigasi kecelakaan kerja merupakan salah satu bagian dari upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kegiatan ini dilakukan sebagai cara untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi berikut solusi yang harus dilakukan serta menjadi pembelajaran untuk masa mendatang.

Apa Itu Investigasi Kecelakaan Kerja?

Negara telah mewajibkan setiap perusahaan untuk menerapkan K3 sebagai upaya pemenuhan hak tenaga kerja dalam mendapat jaminan keselamatan saat bekerja.

Maka dari itu, tiap perusahaan pun mengimplementasikan K3 sebagaimana yang telah diatur untuk meminimalkan berbagai risiko, seperti sanksi hukum, kerugian di sisi tenaga kerja, maupun kerugian pada aset dan citra perusahaan.

Sayangnya, kecelakaan kerja juga masih mungkin terjadi meski Sistem Manajemen K3 (SMK3) telah dilakukan dan SOP juga sudah dijalankan.  Terlebih lagi jika lokasi kerja memang memiliki risiko kecelakaan yang tinggi seperti di ketinggian, kilang minyak, dan sebagainya.

Investigasi kecelakaan merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mencari data dan fakta terkait kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa atau kerugian harta benda (termasuk aset perusahaan).

Dengan begitu, akar penyebab terjadinya kecelakaan dapat diketahui sehingga dapat ditemukan solusi penyelesaian serta tindakan preventif agar tak kembali terulang di masa mendatang.

Tujuan dan Maksud Investigasi Kecelakaan Kerja

Memahami-Investigasi-Kecelakaan-Kerja
Tujuan dan Maksud Investigasi Kecelakaan Kerja

Proses investigasi kecelakaan pada dasarnya dapat membantu perusahaan untuk memahami lebih baik mengenai risiko apa saja atas aktivitas kerja yang dilakukan. Seperti yang sempat disinggung, ada kalanya ‘celah’ risiko yang selama ini tidak terlihat dan teridentifikasi sebelum kecelakaan tersebut terjadi.

Dalam kata lain, investigasi mampu menjadi alat penting dalam memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen K3 perusahaan.

Perusahaan dapat menentukan program K3—termasuk pencegahan dan perbaikan—yang lebih baik sehingga kecelakaan serupa tidak terjadi lagi maupun memperkecil risiko terganggunya keselamatan dan kesehatan kerja.

Adapun tujuan investigasi kecelakaan kerja dapat dijabarkan ke dalam beberapa poin utama berikut.

  • Melakukan identifikasi dan deskripsi kejadian yang sebenarnya (apa, kapan, dan di mana).
  • Melakukan identifikasi penyebab langsung maupun akar atau faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan (mengapa).
  • Menemukan solusi atas masalah-masalah yang bekaitan dengan kecelakaan tersebut.
  • Membantu pihak manajamen perusahaan untuk melakukan identifikasi terhadap tindakan perbaikan yang efektif dan praktis untuk diterapkan di kemudian hari.
  • Memperbaiki SMK3.
  • Membantu mencegah terulangnya kecelakaan kerja yang sama.
  • Menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman, aman , efektif, dan produktif bagi tenaga kerja.

Siapa yang Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja?

Pihak yang berwenang melakukan investigasi kecelakaan adalah mereka yang benar-benar berkompeten, baik individu maupun kelompok. Mereka yang melakukan investigasi perlu memiliki pengalaman maupun pengetahuan yang cukup mengenai investigasi kecelakaan kerja.

Pemilihan orang-orang ini sangatlah krusial.

Pasalnya, jika pihak yang melakukan investigasi bukanlah orang yang kompeten dalam bidang tersebut, maka bukan tidak mungkin identifikasi dan analisis yang dilakukan tidak akan akurat sehingga dapat menimbulkan dampak buruk yang lebih panjang—tak cuma untuk penyelesaian kasus pada saat ini, tetapi juga tindakan-tindakan preventif untuk masa mendatang.

Lantas, apa saja kompetensi yang perlu dimiliki individu yang berwenang dalam melakukan investigasi kecelakaan kerja?

  • Memahami dasar hukum berikut organisasi terkait kecelakaan kerja.
  • Memahami wawasan dasar mengenai K3.
  • Mampu melakukan analisis data yang dikumpulkan dengan baik. Nantinya hasil analisis ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil tindakan perbaikan yang perlu dilakukan.
  • Mampu melakukan teknik pengumpulan data serta fakta secara efektif.
  • Memahami investigasi kecelakaan kerja dengan model sebab-akibat.
  • Memahami persyaratan apa saja yang dibutuhkan terkait dokumen, pengumpulan data, maupun dokumentasi terkait investigasi.
  • Memahami teknik investigasi.

Adapun pemilihan pihak yang dapat dijadikan sebagai penyidik investigasi kecelakaan kerja adalah berdasarkan  rekomendasi Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS).

Menurut CCHOS, investigasi sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan melibatkan perwakilan dari tenaga kerja, pihak manajemen, maupun pihak-pihak lain yang terkait. Anggota tim investigasi pun mencakup:

  • Para ahli di luar perusahaan (jika dibutuhkan, disesuaikan dengan kebutuhan investigasi).
  • Pekerja yang berkompetensi melakukan investigasi kecelakaan kerja.
  • Pekerja yang mempunyai pengetahuan (terlebih lagi jika memahami) tentang proses kerja.
  • Perwakilan dari pemerintah daerah atau polisi setempat.
  • Petugas keamanan.
  • Pimpinan Departemen K3 perusahaan.
  • Supervisor di lokasi tempat terjadinya kecelakaan.

Apa Saja Kriteria Investigasi Kecelakaan Kerja Dianggap Baik?

Memahami-Investigasi-Kecelakaan-Kerja
Apa Saja Kriteria Investigasi Kecelakaan Kerja Dianggap Baik?

Seluruh personil terbaik dan berkompeten sudah disiapkan untuk melakukan investigasi kecelakaan kerja. Lalu, apakah hal tersebut menjamin bahwa investigasi yang dilakukan baik?

Terkait hal ini, ada beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai baik atau tidaknya investigasi yang dilakukan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Human Reliability Associates tentang investigasi kecelakaan, sebuah proses investigasi dapat dianggap baik apabila memenuhi beberapa kriteria berikut ini.

  • Tim investigasi terdiri dari pihak-pihak yang relevan.
  • Metode investigasi yang digunakan harus mampu menganalisis seluruh faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja sekaligus mengembangkan tindakan perbaikan atas kecelakaan tersebut.
  • Adanya prosedur atau panduan yang terstruktur dan sistem guna yang akan mendukung proses investigasi.
  • Melakukan identifikasi berbagai penyebab terjadinya kecelakaan, baik penyebab langsung maupun penyebab tidak langsung.
  • Membuat rekomendasi untuk melakukan tindak lanjut atas penyebab langsung dan tidak langsung kecelakaan.
  • Menerapkan rekomendasi serta melakukan analisis risiko lanjutan setelah penerapan rekomendasi.
  • Memastikan bahwa langkah-langkah yang dilakukan untuk pencegahan maupun perbaikan terbukti menurunkan risiko kecelakaan serupa.
  • Membagikan pelajaran yang diperoleh (lesson learned) dari kecelakaan tersebut kepada pihak-pihak terkait.
  • Membuat laporan investigasi yang didokumentasikan secara jelas dan rinci.
  • Mempunyai basis data kecelakaan yang mudah diakses.

Sekilas tentang Metode SCAT

Bicara soal metode investigasi kecelakaan kerja, salah satu metode yang paling banyak direkomendasikan dan digunakan adalah Systematic Cause Analysis Technique (SCAT). SCAT merupakan metode untuk melakukan penyelidikan dan evaluasi kecelakaan kerja yang dikembangkan oleh International Loss Control Institute (ILCI).

Tentunya, ada beberapa alasan mengapa SCAT cukup sering diimplementasikan dalam oleh perusahaan dalam melakukan investigasi kecelakaan kerja.

Setidaknya, berikut adalah beberapa keunggulan metode SCAT.

  • Metode SCAT cukup sederhana, tetapi tepat untuk memeriksa efektivitas investigasi kecelakaan.
  • Metode SCAT dapat digunakan untuk melakukan analisis sekaligus evaluasi penyebab kecelakaan.
  • Metode SCAT dapat digunakan untuk lebih mengembangkan efektivitas dalam mengendalikan kecelakaan.
  • Metode SCAT dapat dimanfaatkan sebagai pengingat di masa mendatang sehingga kecelakaan serupa dapat dicegah dan dikendalikan.

Adapun secara umum, SCAT terdiri dari lima tahap (rumusan) sebagai berikut.

  • Deskripsi atau gambaran suatu kejadian.
  • Faktor pemicu timbulnya kecelakaan atau beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
  • Penyebab langsung yang terdiri dari perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman.
  • Penyebab dasar yang terdiri dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor manajemen.
  • Tindakan perbaikan atau pencegahan yang dapat dilakukan guna mengendalikan kecelakaan.

Investigasi kecelakaan kerja adalah bagian dari K3 yang bertujuan untuk melakukan identifikasi penyebab terjadinya sebuah kecelakaan kerja berikut tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut dan mencegah terjadinya kembali di masa mendatang.

Tentunya, setiap ahli K3 melalui sertifikasi Kemnaker, BNSP, maupun LSP seperti Mutu Institute pun memiliki pemahaman terkait hal ini sebagai salah satu kompetensi dasarnya.

Jika Anda seorang yang menyukai tantangan dan ingin mendapatkan sertifikasi K3, Mutu Institute menjadi tempat yang berkualitas bagi pelatihan K3 Anda. Tunggu apalagi? Segera hubungi Mutu Institute melalui info@mutuinstitute.com atau 0819-1880-0007.

Picture of Tami Mutu Institute
Tami Mutu Institute

Professional Trainer