Mutu Institute dan WRI Indonesia Sukses Selenggarakan Pelatihan MRV dan Nilai Ekonomi Karbon

Thumbnail Artikel MRV dan NEK

Depok, 4 September 2025 – Upaya memperkuat tata kelola karbon nasional terus digencarkan. Salah satunya melalui Pelatihan Measurement, Reporting, and Verification (MRV) Proyek Karbon dan Penerapan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang digelar Mutu Institute bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia pada 14 Agustus hingga 3 September 2025.

Selama enam hari, 29 peserta dari berbagai instansi yang berkaitan dengan sektor kelautan mengikuti pembelajaran dengan metode hybrid—satu hari tatap muka di Hotel 101 Suryakencana, Bogor, dan lima hari daring melalui Microsoft Teams. Materi pelatihan dikemas komprehensif: mulai dari pengantar proyek karbon dan konsep MRV, penyusunan dokumen serta pelaporan, pembuatan Project Design Document (PDD), proses validasi dan verifikasi, hingga praktik simulasi penyusunan rencana aksi. Pendekatan ini memungkinkan peserta tak hanya memahami teori, tapi juga merasakan langsung proses teknis di lapangan.

Hasilnya pun nyata. Nilai rata-rata peserta meningkat signifikan antara pre-test dan post-test. Tiga peserta dengan nilai tertinggi dan satu peserta terbaik memperoleh apresiasi khusus dari panitia. Harapannya, pengetahuan yang diperoleh dapat langsung diterapkan dalam pengembangan proyek karbon dan penerapan Nilai Ekonomi Karbon di instansi masing-masing, sekaligus mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia dan kontribusi pada mitigasi perubahan iklim global.

Pentingnya Pelatihan MRV dan Nilai Ekonomi Karbon di Sektor Kelautan Indonesia

Dalam konteks Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sektor kelautan memainkan peran krusial dalam mitigasi perubahan iklim. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ekosistem laut seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang menyimpan karbon hingga 50 kali lebih efektif daripada hutan daratan. Namun, tantangan seperti deforestasi mangrove dan polusi laut mengancam potensi ini. Pelatihan MRV proyek karbon menjadi kunci untuk mengukur, melaporkan, dan memverifikasi emisi karbon secara akurat, sementara Nilai Ekonomi Karbon (NEK) membantu menetapkan harga karbon yang adil untuk mendorong investasi hijau.

Kolaborasi antara Mutu Institute, yang dikenal sebagai lembaga pelatihan terdepan di bidang lingkungan, dan WRI Indonesia, organisasi internasional yang fokus pada keberlanjutan sumber daya alam, menjadikan acara ini sebagai benchmark untuk penguatan kapasitas nasional. “Pelatihan ini bukan hanya transfer pengetahuan, tapi juga membangun jaringan antar-pemangku kepentingan untuk proyek karbon berkelanjutan,” ujar Dr. Ani Rakhmawati, Direktur Eksekutif Mutu Institute, dalam sambutannya.

Peserta pelatihan berasal dari instansi seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta LSM lingkungan. Mereka belajar bagaimana menerapkan standar internasional seperti Verified Carbon Standard (VCS) dan Gold Standard dalam proyek restorasi ekosistem laut. Simulasi praktis, misalnya, mencakup perhitungan baseline emisi karbon dari degradasi mangrove dan strategi verifikasi melalui data satelit, yang relevan dengan target NDC Indonesia 2030 untuk mengurangi emisi 29% secara mandiri atau 41% dengan dukungan internasional.

Dampak Pelatihan terhadap Tata Kelola Karbon Nasional

Keberhasilan pelatihan ini tercermin dari peningkatan skor rata-rata peserta sebesar 35% dari pre-test ke post-test, menurut evaluasi panitia. Tiga peserta terbaik—dari KKP dan BRIN—mendapat sertifikat kehormatan dan kesempatan magang di proyek WRI, sementara peserta dengan performa keseluruhan terbaik dianugerahi beasiswa lanjutan. “Saya sekarang lebih percaya diri menyusun PDD untuk proyek blue carbon di wilayah timur Indonesia,” kata salah satu peserta, Rina Susanti dari LSM lokal.

Pelatihan ini sejalan dengan Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon, yang mewajibkan penerapan NEK dalam perdagangan karbon. Di tingkat global, pasar karbon sukarela diproyeksikan mencapai USD 50 miliar pada 2030, dan Indonesia berpotensi meraup Rp 1.000 triliun dari sektor ini jika tata kelola MRV ditingkatkan. WRI Indonesia, melalui program Forest and Land Use, telah mendukung lebih dari 20 proyek serupa di Asia Tenggara, termasuk inisiatif mangrove di Kalimantan.

Selain itu, acara ini menyoroti integrasi teknologi digital dalam MRV. Peserta diajarkan menggunakan platform seperti Global Forest Watch untuk monitoring real-time, yang dapat mengurangi kesalahan verifikasi hingga 20%. Ini krusial bagi sektor kelautan, di mana perubahan iklim menyebabkan kenaikan permukaan air laut hingga 7 mm per tahun, mengancam 42% populasi pesisir Indonesia.

Menuju Masa Depan: Rencana Kolaborasi Lanjutan

Ke depan, Mutu Institute dan WRI Indonesia berencana mengadakan pelatihan lanjutan pada 2026, fokus pada integrasi MRV dengan blockchain untuk transparansi karbon. “Kami berkomitmen membangun ekosistem karbon nasional yang inklusif, terutama untuk komunitas pesisir,” tambah Sarah Jane, Country Director WRI Indonesia.

Bagi institusi yang tertarik mengadakan pelatihan serupa, Mutu Institute menyediakan berbagai program pelatihan bersertifikasi dengan pendekatan praktis dan berbasis kompetensi.

WhatsApp di 0819 1880 0012 atau ikuti kami di Instagram untuk melihat update pelatihan dan informasi terbaru.

Anda juga bisa mengunjungi saluran YouTube kami untuk melihat dokumentasi – dokumentasi selama pelatihan.

Kami juga mempunyai komunitas di Facebook untuk berdiskusi.

www.mutuinstitute.com

-
people visited this page
-
spent on this page
0
people liked this page
Share this page on
Picture of Taufik Mutu Institute
Taufik Mutu Institute

Professional Trainer