Bagaimana langkah peremajaan kelapa sawit? Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan. Pilih berdasarkan kelebihan dan kekurangannya.
Peremajaan kelapa sawit perlu dilakukan guna memastikan perkebunan kelapa sawit memiliki produktivitas tinggi dan berkualitas. Setelah 25 tahun, hasil kelapa sawit biasanya menurun. Sebagian pekebun membuka lahan baru untuk menanam kembali kelapa sawit. Padahal, metode ini bisa berbahaya bagi lingkungan.
Karena itu, pemerintah mendorong dilakukannya program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) dengan memberi bantuan dana. Tujuannya supaya pekebun rakyat memiliki modal untuk meremajakan tanaman sawit di lahan mereka. Nah, cara peremajaan kelapa sawit dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.
Perbenihan Kelapa Sawit
Pembenihan kelapa sawit sangat penting dalam proses peremajaan kelapa sawit. Benih yang unggul, sehat, dan jumlah cukup akan berpengaruh terhadap keberlanjutan program ini. Sistem perbenihan yang biasa dilakukan adalah pembenihan tahap ganda atau doublestage.
Pada pembenihan tahap ganda, ada tahap pembenihan awal dan pembenihan utama. Pembenihan awal atau prenursery dilakukan selama 3 bulan, sedangkan pembenihan utama atau main nursery dilakukan selama 9 bulan.
Untuk melakukan pembenihan, hal yang perlu diperhatikan adalah sumber benih yang jelas, pelaksanaan kultur teknis, penggunaan naungan, pengisian media tanam, penyiraman teratur, seleksi benih abnormal, pengelompokkan benih siap salur, dan manajemen yang baik selama pembenihan.
Sistem Peremajaan Kelapa Sawit
Ada 4 macam sistem peremajaan yang bisa dilakukan untuk kelapa sawit, yaitu sistem tumbang serempak, sistem peremajaan bertahap, sistem underplanting, dan sistem tumpang sari (intercropping). Masing-masing sistem tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sistem tumbang serempak disebut menguntungkan karena persiapan lahan dan pengolahan tanah bisa dilakukan secara intensif. Cara ini mengurangi serangan hama kumbang tanduk, penyakit pada tanaman sawit, serta mempersiapkan tanah agar memiliki kondisi ideal untuk pertumbuhan sawit.
Namun, sistem ini bisa membuat pendapatan pekebun terputus sama sekali.
Pada sistem peremajaan bertahan, pekebun masih mendapatkan penghasilan dari tanaman tua yang belum diremajakan. Namun, teknik peremajaan ini tidak cocok diterapkan pada lahan perkebunan sawit yang tidak luas, misalnya kebun plasma atau swadaya.
Dengan sistem underplanting, peremajaan tanaman sawit tidak memutus pendapatan pekebun karena masih bisa memperoleh hasil dari tanaman tua. Namun, kelemahannya adalah dapat membuat tanaman muda mengalami gangguan pertumbuhan. Selain itu, ada risiko serangan kumbang tanduk dan penyakit.
Sistem tumpang sari adalah sistem peremajaan sawit sambil mendapatkan alternatif penghasilan dari produksi tanaman sela.
Cara ini membuat tanaman muda tumbuh dengan baik tanpa gangguan. Bahkan, residu tanaman sela juga bisa memberi suplai hara pada tanaman. Namun, perlu ada pengelolaan intensif sehingga hasil tanaman sela juga dapat dijual di pasar.
Berbagai teknik yang digunakan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pekebun. Bukan hanya mempertimbangkan faktor penghasilan yang terputus, tetapi juga efisiensi biaya dalam melakukan peremajaan.
Melakukan Peremajaan Kelapa Sawit
Jika sistem yang dipilih adalah sistem tumbang serempak, ada beberapa langkah penting yang harus dilakukan, yaitu penyusunan rencana, menumbang dan mencacah, membangun bangunan konservasi tanah serta air, menyemprotkan gulma pada jalur tanam, memancang titik tanam, dan membangun tanaman yang menutup tanah.
Selain itu, perlu dilakukan pembuatan lubang tanam serta pemberian pupuk. Langkah selanjutnya adalah mengangkut dan ecer benih yang siap disalurkan. Tak lupa pula dibutuhkan pemupukan tanaman dan pengendalian organisme yang mengganggu tumbuhan.
Nah, inilah sejumlah langkah yang perlu dilakukan dalam rangka peremajaan tanaman kelapa sawit. Untuk memastikan metode sudah sesuai dan lahan siap ditanam, ada peran auditor ISPO. Auditor ISPO harus melewati pelatihan dari lembaga seperti Mutu Institute agar bisa melaksanakan tugasnya dengan optimal.
Pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi ISPO sangat penting sebagai pendukung peremajaan sawit rakyat. Dengan sertifikasi ini, pekebun sawit akan lebih terbantu saat hendak mengurus legalitas lahan yang akan dijadikan kebun kelapa sawit.
Mari dukung program peremajaan sawit rakyat demi kelangsungan kelapa sawit Indonesia.
Ingin mengikuti Pelatihan/Training? Belum dapat Lembaga Pelatihan yang terpercaya? Segera hubungi kami melalui info@mutuinstitute.com atau 0819-1880-0007.